Aku hanya melukis tentang keindahan
Negeri yang molek
Alamnya yang hijau
Binatangnya yang beragam
Aku suka melihat singa,
Kuda
Para peziarah dalam perjalanan
Aku hanya melukis tentang keindahan
Debur suara air laut
Menghantam karang yang kokoh
Pasir
Aroma pantai
Menatapnya dari ketinggian
Samudra
Aku hanya ingin melukis mereka yang tersenyum
Tubuh yang berisi, montok
Kain hitam kubebatkan kuat-kuat,
Pada “mata”
Pada “rasa”
Pada pendengaran
Pada aroma
Keringat,
yang asin
Tangisan
Keluhan
Gugatan
Desakan
Mereka yang melawan,
dengan sia-sia
tapi melawan,
Menerjang
Aku hanya melukis tentang keindahan
Negeri yang molek
Aku menangis dalam keindahan itu
Di negeri yang molek
Kecut?
Pengecut?
Takut?
Tidak, aku hanya berhitung
Aku butuh warna hijau, untuk rimbunnya pepohonan
Aku butuh warna biru, untuk birunya laut
Warna merah kusimpan, aku tak cukup nyali
melihat darahku tertumpah
Maka, aku melukis, melukis, melukis
Perihal negeri yang molek
Ini negeri siapa, tuan?
Ini negeri siapa, puan?