Posted in Aku, Esai, Fiksi Fantasi, sastra

Merakit Kata-kata

Merakit kata-kata. Aku menyusunnya dengan cara saksama. Apakah kau tahu itu serupa meniupkan ruh cerita ke lempung-lempung yang semula sunyi. Untuk kemudian cerita tertera. Kau tanya dari mana semua ini bermula? Ini dapat berhulu dari pengalaman pribadi, cerita sahabat, bacaan sana-sini, imajinasi, dan sebagainya, dan lain-lain; lalu dibuhul menjadi suatu cerita yang utuh. Beberapa hal bumbu dramatisasi. Beberapa kisah heroik. Selaksa amarah yang terpendam dan disembunyikan.

Lalu kalian dapat melihat warna dari ceritanya dan menafsirkannya dengan interpretasi masing-masing. Tak harus serupa. Karena setiap orang punya disparitas pengetahuan, perbedaan pengalaman, pemahaman.

Senyumku utuh manakala cerita rampung. Seperti sebuah centangan telah melakukan sesuatu. Akankah bermuara ke mana cerita-cerita itu? Aku tak tahu. Mungkin ada ketakutan tertentu lenyap tak berbekas. Abadi adalah delusi.

Tapi tidak dengan kali-kali ini. Sumur inspirasi itu seakan mengering. Kata-kata menemui tembok buntu. Apakah aku berhenti percaya pada kekuatan kata-kata? Yang ada adalah desingan media sosial yang saling menumpuk. Tren di sana, tren di situ. Kejadian di timur jauh, keadaan di timur dekat, seakan kita harus tahu, mengerti, dan berpendapat semua.

Narasi wacana menjadi kerontang. Siapa juga yang mau membaca dengan cara saksama cerita berat macam begini. Istirahatlah kata-kata.

Kopi diseduh, bahan bacaan ditumpuk, lamunan dihidupkan, media sosial dimatikan. Sudahkah aku kembali utuh menjejak ke atmosfer narasi cerita yang disulam. Setiap kita adalah storyteller dengan caranya tersendiri, dalam level dan caranya tersendiri. Maka ketika tokoh-tokoh dalam lencana cerita meredup dari siklus keseharian dan wira-wiri di kepala, maka ada sesuatu yang hilang dalam diri penulis.

Tinta telah kembali digoreskan, laptop menyala dengan tokoh-tokoh yang membawa kata. Mari menggiatkan diri, sediakan waktu. Dibutuhkan ruang-ruang kreasi untuk menyalurkan pikiran, perasaan, pengetahuan, emosi. Maka selamat merakit kata-kata.

Author:

Suka menulis dan membaca

Leave a comment