Kini, lidah terkunci
Diam, tapi tak diam
Berkelana pikiran
Ulang-alik masa lalu-masa depan
Apakah hidupku tak berarti?
Kunci-kunci ingatan,
Dibuka,
Dan coba menafsirkannya,
Suatu kaca benggala
Atau ku salah?
Terpasung masa lalu
Tersandera masa depan
Pasir hisap waktu
Mengayuh, meronta
Black hole,
Terserap ke problematik
Susuri terowongan itu
Berharap cahaya menjelang
Kelam menjerat erat, lekat
Menahan sayapku
Luka di sekujur jiwa
* Puisi ini terinspirasi dari lagu “Mengunci Ingatan” dari Barasuara & “Langit Tak Mendengar” dari Peterpan